sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Evergrande Hampir Bangkrut, Ternyata Ini Biang Keroknya

Economics editor Nanang Wijayanto
24/09/2021 15:14 WIB
Penyelesaian ambruknya obligasi Evergrande butuh waktu panjang kendati tidak berpengaruh terlalu besar bagi votalitas penurunan pasar global.
Evergrande Hampir Bangkrut, Ternyata Ini Biang Keroknya (FOTO:MNC Media)
Evergrande Hampir Bangkrut, Ternyata Ini Biang Keroknya (FOTO:MNC Media)

Hal itu tentunya bisa menyebabkan kekacauan dan kebingungan China karena Evergrande adalah penerbit obligasi terbesar di negara itu. Krisis Evergrande pada dasarnya dipicu oleh keputusan Pemerintah China untuk mengurangi jumlah utang yang dapat diambil perusahaan. 

Kebijakan tersebut menyebabkan krisis modal Evergrande sehingga memaksanya untuk menangguhkan pembangunan gedung apartemen baru dan menunda pembayaran vendor atau supplier. Akibatnya banyak pelanggan maupun mitra bisnis tidak senang karena ingin rumahnya segera dibangun. Investor pun tetap ingin pinjaman pokok tetap dibayarkan dan supplier juga ingin dibayar. 

Pasalnya, jika tidak dibayar mitra bisnis tidak bisa menggaji karyawan juga memenuhi kewajiban utangnya sendiri. Masalah Evergrande memicu penurunan saham. Bursa saham S&P 500 turun 5,2% antara 2 dan 20 September meskipun Evergrande bukan satu-satunya sumber tekanan. 

Indikator ekonomi, misalnya, belakangan ini cenderung sideways. Pengusaha menambahkan hanya 235.000 pekerja pada bulan Agustus, jauh di bawah ekspektasi pasar. Penjualan ritel melonjak sementara kepercayaan konsumen turun ke level terendah dalam enam bulan. 

Inflasi yang meningkat juga terus berlanjut dan kemungkinan Federal Reserve akan mulai membeli lebih sedikit obligasi mulai bulan November. Apa yang disebut tapering ini, meski tidak sepenting menaikkan suku bunga, memberi sinyal bahwa The Fed sedang menjauh dari kebijakan darurat untuk memompa banyak uang guna membantu pemulihan perekonomian agar lebih cepat akibat terdampak Covid-19. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement