Tahun 2020 pun pergerakan harga acuan emas hitam ini masih lesu, yakni masih bergerak di kisaran USD60 per ton. HBA menyentuh titik terendahnya pada USD49,42 per ton (September) saat itu, dan sampai pada titik tertinggi pada USD67,08 per ton (Maret).
HBA mulai perlahan terkerek pada 2021, seiring aktivitas penduduk dunia dan masyarakat mulai menyesuaikan dengan pandemi, aktivitas industri pun kembali bergerak kendati dengan batasan tertentu.
Harga batu bara kembali menguat memasuki awal 2023, pada Januari, Kementerian ESDM menetapkan harga acuan sebesar USD305,21 per ton. Kali ini, penguatan harga dipengaruhi oleh faktor cuaca yang mengganggu kelancaran angkutan batu bara di Australia.
Sementara HBA pada Februari 2023 menurun menjadi USD277,05 per ton. Kembali melemah setelah sempat menguat selama satu bulan. Dilansir dari esdm.go.id (4/4), ada beberapa hal memengaruhi penurunan HBA saat itu.
Faktor yang memengaruhi penurunan HBA adalah cuaca Eropa yang sudah mulai menghangat, di samping itu pelemahan harga gas alam juga turut memberi dampak pada HBA Februari.
Demikianlah ulasan singkat tentang fluktuasi harga batu bara acuan selama lima tahun terakhir di Indonesia. (NKK)