sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gandeng SGN, Pertamina NRE Siap Bangun Pabrik Bioetanol

Economics editor Atikah Umiyani
08/09/2024 15:42 WIB
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) siap membangun pabrik etanol dengan menggandeng mitra strategis. 
Gandeng SGN, Pertamina NRE Siap Bangun Pabrik Bioetanol. Foto: MNC Media.
Gandeng SGN, Pertamina NRE Siap Bangun Pabrik Bioetanol. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) siap membangun pabrik etanol dengan menggandeng mitra strategis. Hal ini ditunjukkan melalui penandatanganan dua bentuk kerja sama, yaitu dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan dengan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (5/9/2024). 

"Kerja sama ini adalah langkah strategis yang baik dalam rencana pengembangan bioetanol di Indonesia. Kami optimistis bahwa kolaborasi antara Pertamina NRE dan SGN serta Pemprov NTT akan menghasilkan dampak yang positif dalam percepatan transisi energi nasional. Pertamina NRE selama ini berfokus di penyediaan energi baru dan terbarukan, salah satunya melalui bioetanol," ujar CEO Pertamina NRE, John Anis, melalui keterangan resminya, Minggu (8/9/2024). 

Pertamina NRE bersama SGN sepakat untuk bekerja sama membangun pabrik bioetanol di Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan memanfaatkan bahan baku molase (produk samping dari pengolahan tebu untuk gula) di pabrik gula Glenmore. 

Pabrik bioetanol ini direncanakan memiliki kapasitas produksi sebesar 30.000 kilo liter per tahun atau setara dengan 100 kilo liter per hari (KLPD). Proyek ini merupakan bagian dari rencana jangka pendek pengembangan bisnis bioetanol. 

"Kami menyambut baik rencana kerja sama dari PNRE, hal ini sejalan dengan komitmen SGN untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan produksi bioetanol sebagaimana tertuang dalam Perpres 40/2023," ujar Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi.

Sedangkan dengan pemerintah Provinsi NTT, Pertamina NRE sepakat untuk mengembangkan bioetanol di wilayah Provinsi NTT. Kerja sama ini termasuk dalam strategi jangka menengah Pertamina NRE. 

Kerja sama ini diharapkan dapat mengeksplorasi potensi pengembangan bioetanol melalui identifikasi potensi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman energi di NTT seperti tebu, jagung, singkong, dan lainnya. 

Tidak hanya mendukung program transisi energi pemerintah Indonesia, program ini akan memberikan manfaat bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat serta mendukung peningkatan produktivitas pertanian. 

"Terima kasih atas inisiatif baiknya. Kami berharap upaya pengembangan bioetanol di NTT dapat menjadi langkah strategis untuk memberi manfaat bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat lokal di NTT, terlebih NTT dikenal secara geografis cocok untuk tanaman energi seperti jagung yang dibutuhkan PNRE," ujar Pj. Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake.

Implementasi bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) telah dimulai oleh Pertamina melalui peluncuran produk Pertamax Green 95 pada 2023. Langkah ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di sektor transportasi melalui penyediaan Bahan Bakar Nabati (BBN). 

Pemerintah mendorong penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar transportasi dengan harapan langkah ini dapat mengurangi impor BBM nasional, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan GDP, serta berkontribusi pada penurunan emisi dalam jangka panjang. 

Langkah ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, peran Pertamina dalam memimpin transisi energi, termasuk untuk mengembangkan ekosistemnya sehingga implementasi energi transisi berjalan menyeluruh. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement