sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Garuda (GIAA) Catatkan Utang Rp290 Miliar ke Angkasa Pura I

Economics editor Suparjo Ramalan
17/11/2021 14:34 WIB
Manajemen Angkasa Pura I (Persero) menyebut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih memiliki utang sebesar Rp290 miliar.
Garuda (GIAA) Catatkan Utang Rp290 Miliar ke Angkasa Pura I. (Foto: MNC Media)
Garuda (GIAA) Catatkan Utang Rp290 Miliar ke Angkasa Pura I. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Manajemen Angkasa Pura I (Persero) menyebut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih memiliki utang sebesar Rp290 miliar. Uang tersebut sedianya akan digunakan sebagai biaya operasional perseroan.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menyebut, Garuda Indonesia belum memenuhi kewajibannya saat menggunakan bandar udara (bandara) sebagai operasional pesawat di bawa pengelolaan perseroan.

Meski begitu, kedua pihak telah menyepakati penjadwalan pembayaran utang tersebut. Faik sendiri enggan menyebut waktu pasti penjadwalan yang dimaksud. 

"Utang ke kita itu utang yang operasional. Mereka beroperasi di bandara kita, kalau kita hitung sekitar Rp290 miliar yang kita sepakati untuk penjadwalan terkait dengan pembayaran," ujar Faik saat ditemui di kawasan Pos Blok, Jakarta Pusat, Rabu (17/11/2021). 

Angkasa Pura I merupakan kreditur lokal yang memiliki piutang terhadap emiten dengan kode saham GIAA itu. Perseroan sendiri sudah memberikan keringanan terhadap Garuda melakukan proses restrukturisasi utangnya dalam skema cicilan balloon payment sampai dengan 2023. Keringan itu dilakukan sejak 2020 lalu.

Selain, Angkasa Pura I, ada 10 entitas pelat merah lain yang menjadi kreditur lokal Garuda Indonesia. Ke-10 perusahaan pun telah memberikan keringan dalam bentuk penangguhan pokok bunga dengan tenggat waktu yang ditetapkan. 

"Ada tahapannya (restrukturisasi), tapi gak, kita memang melakukan perpanjangan masa pembayaran," kata Faik

Untuk kreditur dan lessor, manajemen Garuda Indonesia telah menyampaikan skema proposal restrukturisasi utangnya. Adapun total utang perusahaan mencapai USD9,8 miliar atau setara Rp139 triliun.

Usai penyerahan tersebut, lessor dan kreditur akan meninjau ulang isi proposal yang ditawarkan manajemen emiten dengan kode saham GIAA itu. Ada dua kemungkinan proposal diterima atau ditolak lessor dan kreditur. 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyebut, penyerahan proposal sebagai langkah maju untuk menangani permasalahan keuangan perusahaan. Artinya, penyampaian skema proposal restrukturisasi utang menjadi awal dari keseluruhan proses restrukturisasi. 

“Proposal ini menguraikan rencana jangka panjang bisnis Garuda serta sejumlah penawaran dalam pengelolaan kewajiban bisnis kami dengan para lessor, kreditur, dan para pemasok utama," ungkap Irfan, 

Skema proposal restrukturisasi utang disampaikan melalui kanal data digital yang dapat diakses secara real time oleh seluruh lessor, kreditur, maupun pihak terkait lainnya. Dimana, mengacu pada ketentuan non-disclosure agreement yang telah disepakati seluruh pihak. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement