"Stabilitas dan kualitas produksi di hulu menurutnya menjadi penopang tumbuhnya industri hilir rumput laut," katanya.
Pada 2022, budidaya rumput laut Indonesia menghasilkan 9,23 juta ton yang didominasi varian Cottonii sebagai bahan karagenan. disusul jenis rumput laut Sargassum, Gracilaria, Haliminea, dan Gelidium amanzii.
"Penelitian mengungkap peran penting rumput laut untuk membentuk masa depan umat manusia dan memastikan keberlanjutan ekologi. Rumput laut sebagai sumber pangan alternatif, industri biofarmasi dan kosmetik, pengganti plastik yang ramah lingkungan, dan penangkapan karbon," kata Trenggono.
Berdasarkan Future Market Insights tahun 2023, pasar rumput laut global mencapai USD7,79, dan diproyeksikan akan terus meningkat menjadi USD19,66 miliar pada tahun 2033, dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) sebesar 9,7% antara tahun 2023 – 2033.
Proyeksi itu menghadirkan peluang usaha rumput laut yang cukup besar, baik di hulu maupun hilir. Indonesia disebutkannya memiliki potensi lahan budidaya seluas 12,1 juta haktare, dan yang baru termanfaatkan hanya 0,8 persennya.
(NIY)