Gugah Kesadaran Bencana, BMKG Perkuat Informasi Potensi Gempa Bumi dan Tsunami

IDXChannel – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggencarkan kegiatan penyebaran informasi adanya potensi gempa bumi dan tsunami di selatan Jawa Timur. BMKG menegaskan, penyebaran informasi tentang potensi bencana alam diharapkan menjadi tonggak munculnya kesadaran masyarakat.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan, adanya potensi bencana alam tersebut bukan suatu temuan baru. Pasalnya, para pakar telah melakukan kajian studi beberapa tahun lalu.
“Pakar-pakar gempa bumi telah melakukan kajian studi beberapa tahun yang lalu dan kami melanjutkan kajian tersebut dengan menghitung potensi dampaknya berupa kejadian tsunami. Nah, indikatornya adalah beberapa sejarah,” ungkapnya dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (24/6/2021).
Kata dia, data sejarah mencatat wilayah Jawa Timur telah mengalami enam kali kejadian tsunami. Sementara itu, sejak tahun 2020 BMKG telah mencatat terdapat tren peningkatan kejadian gempa bumi di klaster selatan Jawa Timur.
“Jadi, meskipun kejadian-kejadian gempa bumi itu tercatat sejak tahun lalu dengan kekuatan yang lemah sehingga tidak dirasakan oleh orang, tetapi sensor mencatat. Kemudian, belajar dari kejadian yang lalu, suatu gempa yang besar pasti atau lebih sering di awali dengan adanya gempa-gempa kecil sebelumnya,” ucap Dwikorita.
Lanjut Dwikorita, kemungkinan pusat-pusat gempa itu berada di zona megatrusht. Yakni, zona tumbukan lempeng pada jarak kurang lebih 250 KM dari lepas pantai Jawa Timur.
“Di situ ada beberapa segmen, salah satu segmen itu diperkirakan sewaktu-waktu sudah saatnya untuk terlepas. Jadi, ada energi yang masih tersimpan akibat tumbukan lempeng suatu saat itu akan terlepas,” ucap dia.
Sementara itu, dia mengatakan, potensi bencana alam tidak hanya terjadi di Jawa Timur tetapi juga di beberapa daerah lain. Dwikorita menuturkan, di daerah tersebut memang terdapat beberapa pusat industri dan pusat bisnis. Oleh karena itu, mitigasi yang baik sangat diperlukan.
“Sebenarnya yang berpotensi itu tidak hanya di Jawa Timur, ya Jawa Tengah, Jawa Barat, Selat Sunda bahkan sampai ke Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Barat. Nah, di situ memang ada beberapa pusat industri dan pusat bisnis. Dan beberapa di kota besar seperti Surabaya, itu kami melakukan mitigasi dan yang penting itu kan mitigasinya bagaimana,” kata Dwikorita. (TYO)