IDXChannel - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menekankan pentingnya kesiapan Indonesia dalam merespons perang dagang yang semakin memanas.
Menurutnya, Indonesia harus memiliki strategi untuk menyambut peluang yang timbul dari perubahan tatanan perdagangan internasional tersebut sehingga bisa menjadi pemenang dalam perang dagang ini.
"Sekarang, kita harus memikirkan solusi bangsa di tengah kondisi global. Ini bukan hanya soal Indonesia dan Amerika, atau Amerika dan China, tapi bagaimana kita bisa jadi pemenang dalam perang dagang ini," kata Anindya, Jumat (25/4/2025).
Anindya menyoroti pendekatan bilateral yang kini semakin menonjol dalam perdagangan global, yang ia gambarkan sebagai "dagang ala Glodok", merujuk pada gaya negosiasi langsung dan praktis, ketimbang multilateral.
"Jadi kita lihat memang cara berdagang bilateral ini benar-benar kayak orang bilang pedagang Glodok. Nah, tidak ada yang masalah dengan pedagang Glodok, tapi ternyata di level dunia pun ini yang lagi dipakai lebih daripada multilateral yang biasa dilakukan," katanya.
Lebih lanjut Anindya juga menekankan perlunya Indonesia melakukan penyesuaian terhadap regulasi, terutama terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kebijakan kuota.
"Kita tidak ingin terjadi deindustrialisasi, tapi justru industrialisasi yang punya nilai tambah. Itulah yang sekarang disebut dengan hilirisasi," jelas Anindya.
Dirinya juga menggarisbawahi potensi besar Indonesia dalam transisi energi berkat kekayaan sumber daya alamnya, mulai dari mineral kritis hingga potensi energi terbarukan seperti surya, air, angin, dan panas bumi.
Di samping itu juga mengingatkan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah dan pelaku usaha sert menyoroti peluang yang muncul dari relokasi kapasitas industri China akibat tekanan perang dagang dengan AS.
"Trump 1.0 dimenangkan Vietnam dan Malaysia. Trump 2.0 bisa jadi giliran kita. Kalau kita pandai, kita bisa menyalip di tikungan," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)