Peningkatan harga pangan ini kemudian membawa inflasi harga bergejolak untuk bergerak di kisaran 2,44 persen mom dan secara tahunan mencapai hampir 10 persen yoy atau di level 9,99 persen yoy.
Sedangkan untuk komponen inti, Rima memperkirakan akan mencetak deflasi 0,03 persen mom, meski secara tahunan naik 2,40 persen yoy. Sedangkan harga diatur pemerintah diramal mengalami deflasi 0,36 persen mom meski secara tahunan naik 4,67 persen yoy.
Selain itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, tingkat inflasi pada bulan Juni 2022 sebesar 0,52 persen mom atau secara tahunan di angkat 4,26 persen yoy.
Selain peningkatan harga pangan, David mengatakan peningkatan inflasi pada bulan laporan juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang kemudian menyundut imported inflation. Namun begitu, David meyakini pengaruhnya masih sedikit.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Juni pada Jumat (1/7/2022). Sepanjang periode Juni 2017-Mei 2022, Indonesia juga tidak pernah mencatatkan inflasi tahunan di atas 4 persen. Pada Mei 2022, inflasi tahunan hanya tercatat 3,55 persen.