"Paling takaran dikurangi sedikit walau ukurannya juga pasti berkurang. Tapi itu pilihan terbaik agar tetap produksi dan harga ke masyarakat tidak naik," tuturnya.
Jika menghitung kerugian, dirinya mengaku bisa mengalami kerugian hingga jutaan rupiah selama tidak produksi akibat mogok produksi massal beberapa hari ke depan. Apalagi untuk penjualan di Sabtu dan Minggu, karena di hari Jumat masih bisa menjual hasil produksi hari Kamis.
Di sentra pembuatan tempe yang dikelolanya total ada sebanyak lima orang perajin. Setiap perajin rata-rata membutuhkan sebanyak 75 kg kedelai untuk diolah menjadi tempe. "Kalau semua dihitung, dari seluruh perajin di sini bisa 4-5 kuintal/hari. Penjualannya bukan hanya Cimahi tapi juga Bandung," pungkasnya. (RAMA)