Saat ini diakuinya, perajin tempe dan tahu memang mengandalkan kedelai impor, lantaran stok kedelai lokal masih terbatas. Bahkan harga kedelai impor juga dianggap lebih stabil.
"Saat ini saja di Purwakarta luas tanam kedelai masih minim yakni di bawah 500 hektare. Itu pun mereka lebih memilih memanen kedelai muda sebagai kacang rebus, dibanding dijual untuk bahan baku tempe atau tahu," tutupnya. (RAMA)