"Kita ini kan buka warteg jadi butuh banget minta goreng. Kan kalau mau masak past ada minyak goreng, kalau mau numis, untuk goreng kerupuk, bikin sambal. Pokoknya sama pentingnya kaya telur," ucapnya.
Sementara, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per tanggal 16 November 2021 menyatakan dalam laporan tersebut harga telur di wilayah DKI Jakarta menyentuh angka Rp25.250 per kilogram. Kemudian harga minyak goreng Rp 19.550 per liter.
Masih melansir PIHPS Nasional, harga telur pada 1 Oktober lalu masih diangka Rp 19.350. Artinya, dalam jangka 1 bulan, harga telur di wilayah DKI Jakarta naik sebesar Rp 5.900. Sementara itu, harga minyak goreng pada 1 Oktober lalu masih diangka Rp 17.100. Angka ini mengalami kenaikan sebesar Rp 2.450 per liter.
Walaupun ada kenaikan, tapi harga makanan yang saya jual gak tak naikin, tetap harga biasa. Soalnya sekarang persaingan dagang kan repot. Kadang ada padang yang Rp 10.000. Yang ada warteg bisa jontos (kalah)," ujarnya.
Sulastri menuturkan, saat ini, keuntungan yang didapat dari usaha warteg tak menentu. Penurunan omzet itu dirasakannya sejak musim Corona melanda Indonesia pada Maret 2020 lalu.