“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30% dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur,” ujar Perkasa.
HCML saat ini memiliki 3 lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC.
Produksi Lapangan BD didukung oleh 3 fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di kota Pasuruan, dan fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran (Floating Production, Storage, and Offloading/FPSO).
Lapangan BD adalah satu-satunya lapangan HCML yang memiliki kandungan H2S dan juga condensate, sehingga membutuhkan pengolahan yang cukup kompleks. FPSO Karapan Armada Sterling III adalah satu-satunya anjungan terapung di Indonesia yang memiliki fasilitas Sulphur Recovery Unit.
Dari FPSO, sales gas yang sudah memenuhi spesifikasi akan dialirkan ke GMS melalui pipa gas bawah laut sepanjang kurang lebih 53 kilometer (km). Total kapasitas produksi dari lapangan ini sekitar 120 MMSCFD dan 8.000 BCPD (barel kondensat per hari).