IDXChannel - Penyerapan dana pemerintah oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) hingga 22 Oktober 2025, mencapai Rp167,6 triliun atau setara 84 persen.
Capaian ini melonjak sekitar 48 persen dibandingkan posisi 9 Oktober 2025 yang baru Rp113 triliun atau 56 persen dari total dana yan ditempatkan.
Secara rinci, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyalurkan seluruh dana penempatan pemerintah, masing-masing sebesar Rp55 triliun.
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) tercatat memiliki tingkat penyaluran terendah, yakni sekitar 41 persen dari total dana yang diterima.
Adapun BMRI mengarahkan penyaluran kredit ke sektor riil seperti manufaktur, telekomunikasi, energi, dan pertanian. Di sisi lain, BBRI menyalurkan 51 persen dana likuiditas ke segmen mikro, sedangkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memfokuskan penyaluran pada pembiayaan konsumen.
Melihat tingginya tingkat penyerapan, Direktur Jenderal di Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkapkan, adanya permintaan tambahan dana penempatan dari sejumlah bank yang telah menyalurkan penuh tahap pertama.
"Pemerintah akan mengevaluasi terlebih dahulu, namun tambahan sebesar Rp50–100 triliun masih rasional, selama diarahkan ke sektor-sektor dengan efek pengganda besar seperti UMKM, pangan, energi hijau, dan perumahan rakyat," ujarnya, Jumat (7/11/2025).
Dampak positif ke pertumbuhan kredit dan ekonomi
Kementerian Keuangan sebelumnya memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan nasional dapat meningkat ke level 10 persen secara tahunan (YoY) pada akhir 2025, dibandingkan 7,56 persen YoY sebelum adanya injeksi likuiditas.
Proyeksi ini sejalan dengan revisi target pertumbuhan kredit Bank Indonesia, yang berada di kisaran 8-11 persen YoY.
Per September 2025, uang beredar (M2) dan pertumbuhan kredit perbankan mulai menunjukkan percepatan, masing-masing tumbuh sekitar 7,7 persen YoY.
Stockbit dalam risetnya, Jumat (7/11/2025) menilai, data ini menjadi indikator awal (leading indicator) bahwa pertumbuhan ekonomi berpotensi menguat pada kuartal IV-2025, setelah sempat melambat di kuartal sebelumnya.
Bagi sektor perbankan, penyerapan dana pemerintah juga memperbaiki likuiditas dan menurunkan biaya dana (Cost of Funds/CoF) sejak September 2025.
Berdasarkan paparan kinerja kuartal III-2025 dari sejumlah bank besar, penurunan CoF diharapkan dapat menjaga margin bunga bersih (NIM) tetap stabil di tengah tekanan pada loan yield.
Dengan likuiditas yang lebih longgar dan potensi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi, prospek kinerja perbankan dan perekonomian nasional di akhir tahun semakin positif.
(DESI ANGRIANI)