Bahkan, menurutnya, dengan ramainya propaganda untuk menggunakan kendaraan listrik dan meninggalkan kendaraan fosil, secara teknis mungkin polusi udara akan berkurang. Tapi, akan muncul persoalan baru apabila produksi listrik masih bersumber dari PLTU.
Sehingga, kata dia, solusi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta adalah dengan menyusun rencana jangka pendek dan jangka menengah. Keudian, diterapkan secara menyeluruh untuk masyarakat di Jabodetabek.
Lebih lanjut dia menerangkan, program jangka pendek adalah dengan mengetatkan mobilitas masyarakat, penyelenggaraan work from home (WFH), belajar daring (PJJ), penegakan hukum yang tegas soal pembatasan penggunaan transportasi pribadi, misalnya ganjil genap (gage), dan melarang masyarakat untuk menggunakan kendaraan sendiri atau 3 in 1.
Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah harus tegas terhadap pelaku industri. Sebab, polusi udara bukan hanya di kontribusikan dari kendaraan, tapi industri turut menyumbang 34% dari buruknya polusi udara di Jakarta.