IDXChannel - Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yudha Mediawan mengatakan terdapat 36 paket pengerjaan yang putus kontrak di tengah jalan pada 2022. Angka tersebut setara dengan 3% dari total paket yang terkontrak di 2022.
Yudha menjelaskan, hal itu sebabkan oleh banyak hal. Salah satunya cashflow perusahaan yang tidak sanggup untuk melakukan pengadaan alat-alat konstruksi, sehingga proyek harus berhenti ditengah jalan.
"Kalau untuk paket putus kontrak ini bisa dikarenakan penyedia jasa lalai di dalam melaksanakan kewajibannya tidak dapat memenuhi capaian progres," ujar Yudha dalam RDP bersama Komisi V DPR, Selasa (11/4/2023).
Dia menjelaskan, sekira 1.062 paket telah terkontrak pada tahun anggaran 2022. Selain 36 paket yang putus kontrak, terdapat 805 paket atau 76% paket pekerjaan konstruksi dapat diselesaikan hingga masa akhir kontrak pekerjaan.