IDXChannel - Petinggi International Monetary Fund (IMF) mengingatkan bahwa risiko terjadinya resesi tajam di Amerika Serikat (AS) masih ada meskipun data menunjukkan inflasi berangsur-angsur menurun.
Dilansir dari The Hill pada Kamis (13/4/2023), Gita Gopinath, wakil direktur pelaksana pertama IMF, mengatakan pihaknya menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini karena pasar tenaga kerja dan belanja konsumen yang sangat kuat.
Data terbaru yang dirilis Rabu menunjukkan tingkat kenaikan harga melambat menjadi lima persen pada Maret 2023, turun dari enam persen di bulan sebelumnya.
Gopinath mengatakan masih ada kemungkinan AS dapat menghindari resesi. Namun, dia menggarisbawahi angka pertumbuhan yang rendah.
“Kami melihat angka pertumbuhan yang sangat rendah untuk AS, sehingga risiko hard landing tetap ada," kata Gopinath.
Federal Reserve secara agresif menaikkan suku bunga selama setahun terakhir. Baru-baru ini, suku bunga The Fed naik 0,25 persen ke kisaran 4,75-5 persen. Langkah tersebut dilakukan untuk mengendalikan inflasi.
Inflasi secara konsisten turun sejak musim panas. Ketua The Fed Jerome Powell membuka peluang kenaikan suku bunga lanjutan untuk mencapai target inflasi dua persen. Di sisi lain, pengamat ekonomi memperingatjan kenaikan suku bunga dapat menyebabkan penurunan ekonomi.
The Fed mencoba untuk soft landing di mana inflasi diturunkan tanpa merusak perekonomian secara signifikan.
"Ini adalah momen yang sangat sulit bagi bank sentral. Saya pikir sampai saat ini The Fed melakukan hal yang benar dalam mengawasi inflasi dan menyesuaikan diri terhadap data yang masuk,” kata Gopinath.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)