IDXChannel - Thrifting menjadi trend yang digandrungi masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan. Harga murah dan pilihan desain yang unik menjadi alasan yang kerap mendasari seseorang untuk membeli barang bekas tersebut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor baju bekas meroket 607,6% secara tahunan atau year on year (yoy) pada Januari hingga September 2022.
Besarnya nilai impor baju bekas ini mengalahkan nilai impor pakaian rajutan dan non rajutan, dengan total nilai mencapai USD272.146 atau sekitar Rp4,18 miliar (kurs Rp 15.375 per USD) sepanjang 2022 dengan total volume 26,22 ton.
Dalam penjualannya, tidak semua baju thrifting harganya terjangkau. Ada beberapa jenis baju yang dibanderol cukup tinggi, bahkan lebih mahal dari baju baru.
Barang thrifting juga memiliki kelas tersendiri. Melansir Channel NewsAsia, Rabu (15/3/2023), banyak pembeli yang tak lagi ingin membeli produk baru dan beralih ke platform yang menjual barang bekas mewah seperti misalnya Vestiaire, Collective, dan The RealReal.