Penambahan volume ini juga akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan penyimpanan di dalam negeri.
Dia menambahkan, selain faktor biaya, apabila pemerintah merealisasikan impor migas dari AS hingga USD15 miliar maka harus dipertimbangkan juga reaksi dari negara-negara lain yang selama ini mengekspor ke Indonesia.
“Singapura misalnya yang paling besar impor minyaknya ke kita, juga negara dengan investasi terbesar di Indonesia,” kata Komaidi.
Berdasarkan catatan ReforMiner, sebagian besar impor migas, selain dari negara-negara tetangga juga berasal dari Afrika dan Timur Tengah yang secara waktu pengiriman sekitar 10 hari. Sementara impor migas dari AS, jika langsung dari Texas bisa memakan waktu 30-40 hari.
“Kalau lewat Teluk Meksiko, itu risikonya besar dan hubungan ke biaya asuransi yang menjadi lebih besar, jika dibanding saat kita mengambil dari Afrika atau Timur Tengah tempat biasa kita ambil dari sana,” kata Komaidi.