Yang juga harus dipertimbangkan, kata Komaidi, jika mengambil langsung dari AS dengan lama perjalanan 30-40 hari, maka ada potensi mengganggu stok yang maksimal 23 hari.
“Kalau sampai 30 hari kapal belum datang, stok yang di dalam negeri bisa habis. Ini isu yang perlu dipertimbangkan,” tutur dia.
Komaidi menambahkan, impor migas dari AS bisa kompetitif apabila Indonesia mendapat harga lebih murah.
Di sisi lain, menurut kajian ReforMiner, pengalihan impor migas dari Singapura dan Kawasan Timur Tengah ke AS menjadi momentum untuk menunjukkan masih besarnya peran migas dalam konteks stabilitas ekonomi nasional dan negosiasi perdagangan dengan negara lain.
“Ini menunjukkan migas di tengah isu transisi energi yang dikatakan banyak pihak sebagai industri yang sudah sunset, ternyata masih memiliki peranan sangat penting,” kata Komaidi.
(DESI ANGRIANI)