IDXChannel - Indonesia saat ini perlu melakukan beberapa langkah untuk mempercepat upaya peralihan dan pengembangan energi terbarukan pada 2050, diantaranya dengan mempersiapkan regulasi dan perkiraan angka investasi yang dibutuhkan.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, pemerintah perlu membuka kesempatan investasi untuk proyek energi terbarukan.
Kajian IESR menunjukkan bahwa untuk memenuhi target 23% bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga 2025, investasi yang diperlukan sekitar USD14 miliar hingga USD15 miliar, atau setara dengan Rp210 triliun.
Sementara itu, untuk mencapai net zero emission, IESR memperkirakan nilai investasi yang diperlukan hingga 2030 menyentuh USD25 miliar sampai USD30 miliar, atau sekitar Rp420 triliun.
"Angka tersebut akan lebih tinggi pada 2030–2050, yakni mencapai USD50 miliar hingga USD60 miliar per tahun," ujarnya dalam Press Conference The 4th Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2021, Senin (20/9/2021).