Komaidi juga mengungkapkan poin penting batu bara terhadap listrik. Jika melihat biaya pembangkitan per KWh dari angka-angka yang ada batu bara termurah, bahkan di dalam kelompok fosil.
“Sebagian besar produksi listrik kita saat ini di batu bara sekitar 66,98% dari batu bara. Coba diganti PLTU dengan PLTS, akan naik tarifnya 30-an persen. Bahkan dalam realisasinya, kalau backup system dihitung, lebih tinggi lagi biayanya,” katanya.
Komaidi mengatakan perlu bijaksana dalam melihat batu bara. Komoditas itu memang paling kotor dari semua fosil, tetapi mampu mengubah tatanan ekonomi dunia teknologi, yang kemudian mengubah tantangan transisi energi dunia dan teknologinya.
Menurut dia, jika suatu hari ada teknoologi penurunan emisi, masalah batu bara sudah selesai.
"Kita ikut transisi energi, tapi pilihan cara, kita enggak harus didikte negara-negara Eropa. Kita negara kepulauan, banyak argumentasi kenapa kita tidak memaksakan diri tapi tetap harus ikut arus global,” kata Komaidi.
(NIY)