Inflasi harga diatur Pemerintah (administered price) melanjutkan tren peningkatan mencapai 1,79% (yoy), naik dari November 1,69% (yoy).
Naiknya komponen ini didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara seiring meningkatnya mobilitas masyarakat antardaerah, terutama di masa perayaan Nataru. Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan konsumsi masyarakat dengan memberlakukan kebijakan akomodatif pada harga energi domestik.
Inflasi makanan bergejolak (volatile food) mengalami peningkatan, mencapai 3,20% (yoy), naik dari angka November 3,05% (yoy). Peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga aneka cabai, telur dan daging ayam ras, minyak goreng, dan beberapa jenis sayuran seiring kondisi cuaca basah di tengah permintaan yang meningkat menjelang akhir tahun. Sementara, kenaikan minyak goreng didorong oleh masih meningkatnya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) global seiring permintaan global yang meningkat.
“Melihat perkembangan inflasi, Pemerintah terus memberikan dukungan terhadap akses pangan masyarakat, khususnya untuk kelompok miskin dan rentan melalui pemberian bantuan sosial. Sampai dengan 30 November 2021, anggaran perlindungan sosial sudah tersalur sebesar Rp370,5 Triliun atau 100,7% dari APBN 2021”, tutup Febrio.
(SANDY)