IDXChannel - Produsen mobil listrik milik Elon Musk, Tesla Inc mulai mengalihkan fokusnya dalam pembuatan baterai lithium-ion ke katoda besi. Hal ini dikarenakan semakin menipisnya bahan baku untuk menciptakan baterai lithium-ion dalam skala besar, yaitu nikel.
Dilansir dari carscoops, Minggu (28/2/2021), Tesla sudah sesuai dengan Standard Range Model 3 buatan China dengan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP), yang diduga menjadi alasan mengapa harga Model 3 yang lebih murah dipangkas tahun lalu
Dalam akun Twitter pribadinya, CEO Tesla Elon Musk menyebut bahwa pergeseran model-lebar menuju baterai LFP sudah di depan mata. Permintaan nikel, serta sumber daya terbatas lainnya yang digunakan dalam produksi baterai, seperti kobalt, mulai melebihi pasokan.
Kedua logam tersebut sebagian bertanggung jawab atas harga EV yang lebih tinggi daripada rekan ICE mereka. Menurut Bloomberg, mereka menyumbang sekitar 30% dari harga Tesla. Kesulitan menambang logam semacam itu, termasuk ketidakstabilan geopolitik di wilayah tempat mereka ditambang, telah membuat Tesla menjajaki kemungkinan alternatif.
Menurut Reuters, dalam sebuah panggilan investor tahun lalu, Musk telah meminta perusahaan pertambangan nikel untuk meningkatkan produksi sambil menawarkan kontrak raksasa untuk jangka waktu yang lama untuk nikel yang ditambang dengan cara yang efisien dan sensitif terhadap lingkungan.