Eisha menilai, penurunan daya beli masyarakat yang terjadi saat ini mengindikasikan jumlah PHK meningkat. Sehingga banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan akhirnya tidak memiliki penghasilan untuk melakukan belanja.
"Penyebab daya beli menurun, terindikasi dari beberapa indikator, seperti angka PHK yang beberapa bulan ini signifikan, juga penurunan jumlah kelas menengah," ujar Eisha.
Berdasarkan catatan Kementerian Ketenagakerjaan, sepanjang Januari-September 2024, sebanyak 52.933 pekerja yang mengalami PHK di seluruh Indonesia. Bahkan kontribusi paling besar dari jumlah tenaga kerja yang di PHK itu berasal dari sektor manufaktur sebanyak 24.013 orang.
"Sehingga kasus PHK yang terjadi ini memengaruhi daya beli masyarakat dan permintaan terhadap barang dan jasa," kata Eisha.