IDXChannel - Perusahaan firma penasihat di Amerika Serikat, Innisfree M&A Incorporated menggugat Twitter di Pengadilan Tinggi New York.
Innisfree menggugat sekitar USD1,9 juta atau sekitar Rp28,5 miliar untuk tagihan yang belum terbayar setelah mereka memberikan saran kepada perusahaan media sosial itu atas akuisisi oleh bos Tesla, Elon Musk pada tahun lalu.
"Hingga 23 Desember 2022, Twitter masih belum memenuhi kewajibannya kepada Innisfree berdasarkan Perjanjian dalam jumlah yang tak kurang dari USD1.902.788,03," demikian isi gugatan yang dilaporkan, yang dilansir melalui Reuters pada Senin (6/2/2023).
Pada Oktober lalu, Musk menutup kesepakatan USD44 miliar yang diumumkan pada April tahun itu dan menjadikan Twitter milik pribadi.
Bulan lalu, Crown Estate, Inggris, sebuah bisnis komersial independen yang mengelola portofolio properti milik kerajaan, mengatakan bahwa mereka telah memulai proses persidangan melawan Twitter karena dugaan sewa yang tidak dibayar di kantor pusat mereka di London.
Belanja iklan di Twitter Inc turun hingga 71 persen pada Desember, data dari sebuah firma periset iklan menunjukkan, karena para pengiklan top memotong belanja mereka di platform media sosial itu setelah pengambilalihan oleh Musk.
Hal itu berdasarkan data dari sebuah perusahaan riset periklanan. Alasannya karena pengiklan top memangkas pengeluaran mereka di platform media sosial setelah pengambilalihan Musk.
Berbagai bank yang menyediakan 13 miliar dolar AS dalam pembiayaan tahun lalu untuk akuisisi kepala eksekutif Tesla atas Twitter membatalkan rencan menjual utang kepada investor. Itu karena ketidakpastian seputar kekayaan dan kerugian perusahaan media sosial.
Twitter melakukan pembayaran bunga pertamanya atas pinjaman yang disediakan bank guna membantu membiayai pembelian perusahaan media sosial oleh Musk tahun lalu, menurut laporan Reuters bulan lalu. Perusahaan penasehat Innisfree menggugat Twitter sebesar USD1,9 juta untuk tagihan yang belum dibayar.
(DKH)