sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Interkoneksi Sumatera-Bangka Beroperasi, PLN Hemat Rp1 T per Tahun

Economics editor Athika Rahma
29/03/2022 11:46 WIB
PLN resmi mengoperasikan Sistem Interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka melalui kabel listrik bawah laut.  Proyek ini membuat PLN bisa hemat Rp 1 triliun per tahun.
Interkoneksi Sumatera-Bangka Beroperasi, PLN Hemat Rp1 T per Tahun (FOTO: MNC Media)
Interkoneksi Sumatera-Bangka Beroperasi, PLN Hemat Rp1 T per Tahun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Sistem Interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka melalui kabel listrik bawah laut.  Proyek ini membuat PLN bisa hemat Rp 1 triliun per tahun.

Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, dengan infrastruktur ini, beberapa pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak, seperti beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas total 83 MW akan dinonaktifkan dan hanya digunakan sebagai back up sistem.

"Sistem interkoneksi ini berpotensi memberikan penghematan biaya pokok produksi sebesar Rp 795 /kWh atau Rp 1,03 triliun per tahun, pengurangan pemakaian BBM B0 sebesar 91,98 juta liter/tahun dan B30 sebesar 137,29 juta liter/tahun," ujar Wiluyo dalam keterangannya, Selasa (29/3/2022).

Lebih lanjut, seluruh tahapan proses pemberian tegangan sebagai tanda pengoperasian infrastruktur kelistrikan tersebut telah dilakukan dengan sukses.  Daya listrik dapat dialirkan dari sistem kelistrikan Sumatera menuju Pulau Bangka.

"Proses interkoneksi sistem kelistrikan Bangka dan sistem kelistrikan Sumatera dilakukan pada 26 Maret 2022 pukul 15.04 WIB sinkron di GI 150 kV Muntok Bangka," katanya.

Menurut Wiluyo, dengan beroperasinya kabel bawah laut tersebut, ke depan transfer energi dari Sumatera ke Pulau Bangka dapat dilakukan untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi listrik dan meningkatkan mutu pelayanan PLN kepada pelanggannya.

Sebelumnya, listrik Pulau Bangka disuplai dari beberapa pembangkit yang didominasi berbahan bakar minyak dengan beban puncak sebesar 190,2 MW. Pada saat itu, sistem listrik Bangka tercatat nyaris menyentuh ambang batas daya mampu sebesar 191,5 MW, sehingga total cadangan daya hanya tersisa sebesar 1,3 MW.

Dengan adanya interkoneksi ini, cadangan daya di pulau bangka meningkat menjadi 281 MW dan akan meningkat secara bertahap.

Dengan rata-rata pertumbuhan penjualan tenaga listrik dalam 3 tahun terakhir sebesar 8,52 persen, pulau Bangka menjadi salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan tenaga listrik yang cukup tinggi di Indonesia. Hak tersebut disebabkan oleh menggeliatnya industri perikanan, berkembangnya industri pengolahan sawit, pasir kuarsa, smelter timah dan pariwisata.

Proses pembangunan sistem interkoneksi kabel listrik bawah laut Sumatera – Bangka memiliki tingkat kompleksitas yang bervariatif dalam setiap tahapan, mulai dari survey lokasi, proses perizinan, penyediaan lahan dan ruang bebas sebelum akhirnya masuk pada fase konstruksi yang secara garis besar terbagi menjadi 3 section utama.

Section 1 merupakan pembangunan Landing Point Tanjung Carat dan Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV serta Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV sepanjang 20 kilometer yang terletak di pulau Sumatera. Section 2 berupa pekerjaan penggelaran kabel laut sepanjang 36 kilometer yang terbentang menghubungkan pulau Sumatera dan pulau Bangka. Section_3 yaitu pembangunan Landing Point Muntok dan Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV sepanjang 9,16 kilometer di sisi Pulau Bangka.

Interkoneksi Sumatera - Bangka menjadi salah satu sistem kelistrikan dengan kabel laut terpanjang di Indonesia dan merupakan salah satu pembangunan transmisi ketenagalistrikan dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

Proses pembangunan SUTT 150 kV, SKTT 150 kV dan Landing Point berada pada area berkontur ekstrem berupa rawa, tanah berlumpur dan rawan predator sungai, sehingga pengerjaannya membutuhkan keahlian dan metode khusus. Salah satu contohnya, mobilisasi peralatan dan material harus ditempuh menggunakan kapal kecil dan sangat bergantung dengan kondisi pasang surut air laut. (RAMA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement