IDXChannel - Pembiaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak dari Rp85 triliun menjadi Rp113 triliun. Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sudah jauh-jauh hari meminta kontraktor proyek tersebut melakukan efisiensi.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan melalui Juru bicara Kemenkomarves menanggapi proyek pembangunan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Luhut meminta seluruh BUMN yang terlibat dalam proyek strategis nasional (PSN) Kereta Cepat Jakarta-Bandung terutama PT Kereta Api Indonesia (Persero).
“Semua BUMN terkait terutama KAI diminta fokus menyelesaikan persoalan KCIC. Diharapkan semua yang dari awal ikut terlibat diproyek, terutama saat menegosiasikan struktur proyek, feasibility study, pendanaan, dan aspek legalitas tetap fokus pada solusi,” kata juru Bicara Jodi Mahardi saat dihubungi, Jumat (3/9/2021).

Dalam kesempatannya Jodi menyebut, Luhut beserta tim telah mendorong PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku kontraktor untuk melakukan sejumlah efisiensi terkait permasalahan biaya pembangunan.
“Pak Menko dan tim memang sejak diminta mulai ikut membenahi KCIC di November 2019 terus mendorong efisiensi-efisiensi,” ujarnya. 

Disampaikan oleh Jodi Pemerintah telah meminta pihak KCIC untuk melakukan berbagai efisiensi-efisiensi pembangunan yang bisa dilakukan agar biaya pembangunan bisa dihemat.
“Range cost overrun nanti masih subject dari audit BPKP supaya angkanya bisa lebih akurat. Biaya proyek proyek pun membengkak. Hitungan terakhir dari PT KAI (Persero), biaya proyek tersebut kini menjadi US$ 7,97 miliar atau sekitar Rp 113 triliun dari sebelumnya US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 85 Triliun,” tambahnya.

Mengenai pemenuhan dana untuk cost overrun saat ini masih dalam pembahasan pemerintah Indonesia dan BUMN Sponsor. (RAMA)