sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Direktur KAI Ungkap Tiga Sebab Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Rp69 Triliun

Economics editor Suparjo Ramalan
02/09/2021 11:41 WIB
Anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bengkak senilai 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp 69 triliun.
Anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bengkak senilai 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp 69 triliun. (Foto: MNC Media)
Anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bengkak senilai 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp 69 triliun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI (Persero), Salusra Wijaya membeberkan perkara terjadinya pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) senilai 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp 69 triliun.

Dari paparannya, penyebab utama cost overrun adalah biaya Capital Output Ratio (COR) untuk Engineering Procurement Construction (EPC) sebesar 4,8 miliar dolar AS atau senilai Rp 68 triliun. 

Padahal, capital expenditure (capex) awal KCJB berada di angka 6,07 miliar dolar AS. Jumlah itu terdiri dari EPC 4,8 miliar dolar AS dan 1,3 miliar dolar AS untuk non-EPC.

"Kalau dibuat ringkasan, ini penyebab utama kenapa terjadi cost overrun, terbesar porsi COR di EPC," ujar Salusra dalam RDP bersama Komisi VI DPR, dikutip Kamis (2/9/2021). 

Lalu pembebasan lahan. Dari kajian, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai konsorsium proyek KCJB, pembebasan lahan menjadi permasalahan pelik. Sebab, jalur kereta yang dibangun tercatat luas dan melewati kawasan komersial atau industri. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement