IDXChannel - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan memfasilitasi investasi mangkrak yang terjadi di PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) di Kabupaten Konawe Selatan senilai USD23 juta atau setara Rp322 miliar.
Sejak didirikan tahun 2013 lalu, PT BSI merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada sektor industri logam dasar mulia dan logam dasar bukan besi lainnya dengan realisasi investasi sebesar USD 23 juta. Selama 2 (dua) tahun terakhir ini, PT BSI berhenti berproduksi karena menghadapi kendala terkait inefisiensi produksi.
Selama ini perusahaan menggunakan kokas batu bara sebagai bahan bakar produksi . Ke depan agar lebih efisien, PT BSI akan mengubah teknologi dari Blast Furnace menjadi Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF) dengan rencana investasi USD 110 juta.
Dalam kunjungannya perusahaan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa dengan perubahan teknologi menggunakan RKEF tersebut, maka perusahaan akan lebih efisien dalam produksinya. Investasi yang dijalankan PT BSI dapat diadopsi oleh para investor lokal dengan investasi tidak terlalu besar serta penggunaan teknologi yang tidak terlalu rumit.
“Nah sekarang kan banyak anak-anak Sultra atau kita yang ada di indonesia ini enggak ingin membangun smelter. Ini prospek soalnya. Bisa kita mengadopsi yg kayak gini. Saya lihat kokas ya masalahnya. Kokas diubah ke listrik. Jadi masalah besarnya di situ saja. Ketika terjadi perpindahan, efisiensi pasti akan terjadi,” ucap Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam keterangannya, Kamis (1/4/2021).