sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Izin Tambang Nikel di Raja Ampat Terbit Sejak 2017, Bahlil: Saya Belum Masuk Kabinet

Economics editor Dhera Arizona Pratiwi
07/06/2025 14:02 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan, Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Gag Nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, terbit pada 2017.
Izin Tambang Nikel di Raja Ampat Terbit Sejak 2017, Bahlil: Saya Belum Masuk Kabinet. (Foto iNews Media Group)
Izin Tambang Nikel di Raja Ampat Terbit Sejak 2017, Bahlil: Saya Belum Masuk Kabinet. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Gag Nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, terbit pada 2017.

PT Gag Nikel, pemegang Kontrak Karya Generasi VII No. B53/Pres/I/1998, resmi berdiri pada 19 Januari 1998 setelah ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia.

Awalnya, struktur kepemilikan saham perusahaan ini terdiri dari Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN Pty. Ltd) sebesar 75 persen dan PT Antam (Persero) Tbk (ANTM) sebesar 25 persen. Namun, sejak 2008, Antam berhasil mengakuisisi seluruh saham APN Pty. Ltd., sehingga kendali penuh PT Gag Nikel berada di tangan Antam.

Bahlil menjelaskan pentingnya verifikasi langsung ke lapangan untuk memahami kondisi sebenarnya terkait maraknya pemberitaan yang beredar di publik.

"Saat izin usaha pertambangan dikeluarkan, saya masih Ketua Umum Hipmi Indonesia, Ketua Umum BPP Hipmi dan belum masuk di Kabinet Merah Putih. Karena itu untuk memahami kondisi sebenarnya kita harus crosscheck ke lapangan guna mengetahui kondisi sebenarnya secara objektif," ujarnya dalam pernyataan resmi, dikutip pada Sabtu (7/6/2025).

Lebih lanjut, Bahlil juga membantah kabar aktivitas pertambangan PT Gag Nikel berlangsung di Pulau Piaynemo yang menjadi salah satu ikon pariwisata Raja Ampat. Menurutnya, penambangan dilakukan di Pulau Gag, yang jaraknya kurang lebih 30-40 km dari Pulau Piaynemo.

"Aktivitas pertambangan dilakukan di Pulau Gag bukan Piaynemo seperti yang perlihatkan di beberapa media yang saya baca. Saya sering di Raja Ampat Pulau Piaynemo dengan Pulau Gag, itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km. Di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata yang kita harus lindungi," katanya.

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia menghentikan sementara kegiatan operasi PT Gag Nikel di Kabupaten Raja Ampat.

Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait dampak pertambangan terhadap kawasan wisata di Raja Ampat.

"Izin pertambangan di Raja Ampat itu ada beberapa, mungkin ada lima. Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu yaitu PT Gag. Gag Nikel ini yang punya adalah Antam, BUMN," kata Bahlil dalam keterangan resmi, Kamis (5/6/2025).

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement