Faiz menuturkan ICDD dimaksudkan sebagai forum untuk mempromosikan dan memperluas pertukaran ide dan pengalaman serta mencari peluang kerja sama di bidang diplomasi digital antarnegara di dunia.
Delegasi dari 21 negara akan turut berpartisipasi dalam ICDD, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Chile, RRT, Fiji, Finlandia, India, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Afrika Selatan, Thailand, Amerika Serikat, Inggris, dan Vietnam.
Faiz mengatakan tema yang diusung ICDD kali ini adalah “Unmasking Digital Diplomacy in The New Normal”. Pemilihan tema menyesuaikan dengan kondisi yang sedang sangat relevan bagi kita semua. Pandemi Covid-19 dan penggunaan masker telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita (new normal).
“Dalam kondisi ini, diplomasi menggunakan teknologi digital harus dimanfaatkan dan dikupas lebih jauh (unmasking) untuk kemasalahatan bersama, khususnya sektor ekonomi digital (termasuk UMKM) dan big data untuk pelindungan warga negara,” ujarnya.
ICDD diselenggarakan secara Hybrid, dengan mengundang Menteri atau pejabat setingkat Menteri sebagai HoD yang akan menyampaikan pre-recorded statement pada sesi Countries’ Review mengenai:
(i) Digital Diplomacy for Crisis Management atau
(ii) Digital Diplomacy and the New Era of Opportunities.
Panel Diskusi terdiri dari 4 (empat) panel yang berlangsung secara simultan dengan tema masing-masing:
(i) Inclusive Digital Economy: Benefits and Challenges,
(ii) Digital Innovation for SMEs,
(iii) Making Sense of Data and Digital Diplomacy, dan
(iv) Big Data and Crisis Management.