Menurut Mendag, produk potensial Indonesia yang dapat ditingkatkan ekspornya ke Belarusia antara lain, kendaraan bermotor, kopi, perangkat penerima televisi berwarna, minyak kelapa sawit, dan alas kaki.
Di sisi lain, Indonesia melihat potensi produk pupuk potasium, susu bubuk rendah lemak, bungkil kedelai, produk setengah jadi dari besi dan baja, dan bubur kayu kimia buatan Belarusia.
Wakil PM Karankevich juga menyambut baik terselesaikannya perundingan Indonesia-EAEU FTA dan menantikan penandatanganan naskah perjanjian tersebut.
Uni Ekonomi Eurasia terdiri atas Belarusia, Kazakhstan, Armenia, Rusia, dan Kirgiztan. Dengan telah selesainya proses telaah hukum, naskah perjanjian Indonesia-EAEU FTA tinggal menunggu waktu penandatanganan dalam waktu dekat.
Penandatanganan direncanakan dilaksanakan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Uni Ekonomi Eurasia (EAEU Summit) di St. Petersburg, Rusia, yaitu pada 21 Desember 2025.