Kedua, dominasi Original Equipment Manufacturer (OEM) dalam layanan aftersales dan reparasi komponen, di mana sebagian besar aktivitas repair masih menjadi hak eksklusif OEM.
Ketiga, tingginya biaya investasi, sehingga diperlukan kemitraan atau partnership untuk memperkuat kapasitas dan menambah capital expenditure.
Dia mengaku bukan tidak ada investor yang berminat melakukan investasi di industri ini. Namun, masalah pungutan pajak dan kepastian regulasi membuat investor berpikir ulang untuk menjalin kemitraan untuk pengembangan industri MRO di Tanah Air.
"Dari luar itu sudah banyak yang menunggu, cuman tadi masalah regulasinya kita tunggu, karena investor selama ini tidak jadi masuk karena masalah maslah seperti tadi, seperti pajak, bea masuk, dan lainnya," kata dia.
(Dhera Arizona)