Kendati demikian, ia mengakui masih ada kendala yang harus dihadapi oleh insan pariwisata di DIY. Kendala tersebut di antaranya adalah penerbangan yang masih kurang ke Yogyakarta. Pihaknya berharap agar pemerintah DIY mensupport agar bandara yang sangat megah dan mewah.
"Bandara YIA tidak hanya dengan jumlah penumpang yang hanya 8000 per orang atau 10.000 perhari, namun bisa lebih banyak lagi dibanding saat ini,"ujar dia.
Pihaknya mengakui jika dulu mereka pernah teriak-teriak bagaimana punya bandara baru. Dan, saat ini adalah momentumnya bagaimana pemerintah kemudian dengan stakeholder ini bersama-sama untuk kembali membangkitkan dunia pariwisata di DIY dan sekitarnya.
Pariwisata merupakan pihak yang pertama terdampak Covid19. Hanya saja, dunia pariwisata sudah tidak saatnya lagi menjadi beyond-nya daripada daerah lain. Tetapi inilah waktunya bagi pariwisata DIY untuk bangkit dan menjadikannya sebagai beyond-beyond yang ada di sekitarnya.
Hanya saja saat ini, penerbangan internasional yang ada baru dua kali seminggu yaitu dari AirAsia yang melayani penerbangan Kuala Lumpur Malaysia. Namun Malaysia memang bisa dimanfaatkan karena merupakan HAP ke Eropa.