“Ketika mereka mencoba menekan pengeluaran dengan menekan pengeluaran tenaga kerja, maka bisa saja mereka akan pindah ke daerah dengan UMK lebih rendah,” bebernya.
Relokasi industri TPT dari Jawa Barat, lanjut Erwin, akan menyebabkan masalah baru, di antaranya meningkatnya pengangguran. Kondisi ini berpengaruh terhadap ekonomi Jawa Barat. Apalagi ekonomi Jawa Barat selama ini 40 persen ditopang oleh industri manufaktur.
Sepanjang 2022, ekonomi Jawa Barat tercatat paling tinggi di Pulau Jawa, yaitu mencapai 5,3 persen. Walaupun, pertumbuhan ekonomi kuartal IV cenderung melambat menjadi 4,6 persen dibanding kuartal sebelumnya.
“Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menggarap pasar baru. Sebenarnya potensi pasar ASEAN ini kan cukup bagus. Pertumbuhan ekonomi mereka juga bagus. Jadi mereka bisa menjadi tujuan pasar TPT kita,” tukas Erwin.
(FAY)