"Kuncinya ada pada kolaborasi dan sinergi. KADIN akan membantu pemerintah yang secara konsisten berusaha menciptakan sarana prasarana dan iklim yang baik untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan," kata Arsjad.
Saat ini, KADIN Indonesia melihat langkah pemerintah menciptakan iklim berusaha sudah sangat baik, misalnya melalui Undang-Undang Cipta Kerja, UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan hingga infrastruktur digital berupa akses internet ke seluruh penjuru negeri untuk menyongsong ekonomi digital.
"Pemulihan ekonomi kita terus tumbuh. Pada kuartal ketiga ini, PDB YoY tumbuh 3,51%. Lalu peningkatan ekspor sebesar 53% yang didorong oleh komoditas dan konsumsi ritel. Sama seperti pemerintah, KADIN Indonesia berharap dan akan membantu berkontribusi agar pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2022 bisa mencapai angka 5,5% dan defisit anggaran mengecil menjadi 4,85%. Syaratnya, vaksin harus terus digencarkan karena itu kunci mengatasi pandemi dan memulihkan ekonomi," urainya.
Selain soal kesehatan sebagai tulang punggung pemulihan ekonomi dan mitra strategis pemerintah yang masuk dalam empat pilar utama KADIN Indonesia dalam menghadapi pandemi, masih ada dua pilar lain dari KADIN Indonesia yang bisa membantu pemerintah dalam memajukan Indonesia dan keluar dari situasi pandemi, yakni pembangunan ekonomi nasional melalui akselerasi pembangunan infrastruktur dan akses pengusaha daerah, lalu kewirausahaan dan kompetensi dengan menjadi jembatan bagi UMKM untuk naik kelas melalui pelatihan digitalisasi dan literasi keuangan.
Arsjad Rasjid mengatakan ekonomi digital punya peran penting dalam memajukan perekonomian nasional. Saat ini, KADIN Indonesia, lanjut Arsjad, mencoba membantu pemerintah membangun ekosistem digital dengan menjalin kemitraan dengan startup digital dan membangun innovation hub bagi UMKM.
"Dari kacamata KADIN Indonesia, ekonomi digital ini akan terus tumbuh dan jadi tumpuan dalam perdagangan atau ekonomi global. Data kami mencatat, transformasi digital ini bisa menyerap lebih dari 50 juta pekerja di tahun 2025 dan mendorong pertumbuhan produktivitas tenaga kerja lebih dari USD 35 miliar. Belum lagi startup kita menarik investasi luar negeri miliaran dollar. Artinya, kita bisa jadi lokasi investasi digital paling unggul di Asia Tenggara," terangnya.