sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kasus Beras Oplosan Terkuak, Penjual Eceran: Harga Naik, Untung Makin Sedikit

Economics editor Achmad Al Fiqri
26/07/2025 04:14 WIB
Imbasnya, para penjual beras eceran makin tercekik  lantaran hanya bisa mengambil untung sedikit.
Kasus Beras Oplosan Terkuak, Penjual Eceran: Harga Naik, Untung Makin Sedikit. (Foto Achmad/IMG)
Kasus Beras Oplosan Terkuak, Penjual Eceran: Harga Naik, Untung Makin Sedikit. (Foto Achmad/IMG)

IDXChannel - Terkuaknya praktik beras premium oplosan, membuat harga sejumlah jenis beras merangkak naik. Imbasnya, para penjual beras eceran makin tercekik  lantaran hanya bisa mengambil untung sedikit.

Hal itu seperti yang dialami Abdul Azis, penjual beras eceran di Jakarta Barat. Sedari terbongkarnya praktik beras premium oplosan, dia mengaku telah khawatir.

"Ya sebenarnya kita khawatir, cuma dari harga kan jadi naik jadinya," ujarnya saat berbincang dengan IDXChannel di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Jumat (25/7/2025).

Pedagang yang kerap membeli beras di PIBC sebagai stok dagangannya ini mengaku terkejut ketika harga beras melonjak. Saat terbongkarnya beras premium oplosan, dia menyebut kenaikan beras di PIBC bisa mencapai sekitar Rp5 ribu per karungnya.

"Ya biasanya kan beli perah itu kan biasa beras perah saya pakai ya. Biasanya Rp69.000-Rp68.000. Ini sudah sampai Rp74.000 segitu per karung. Sudah lumayan naik harganya jauh," kata Abdul Azis.

"Iya mungkin (kenaikan harga beras) dampak oplosan itu kasus kemarin itu," katanya.

Dengan harga yang melambung tinggi, Abdul Azis mengaku sulit untuk menjual ke masyarakat. Alhasil, dia harus rela memangkas keuntungan agar pelanggan tak kabur ke toko lain.

"Biar kita jual untungnya tipis, tapi pelanggan enggak hilang gitu sementara. Harganya jauh naik nih dari yang biasa," ujarnya.

Meski demikian, Abdul Azis berharap pemerintah bisa lekas menstabilkan kembali harga berbagai jenis beras. Dengan begitu, daya beli masyarakat diyakini akan membaik.

"Itu aja sih pesannya. Mudah-mudahan lah pemerintah bisa dengar keluhan orang bawah ya, (harganya) stabil lagi. Lebih mahal, jauh lebih mahal sekarang," ujar dia.

Sekadar informasi, kasus beras oplosan ini kali pertama diungkap oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Ada 212 merek yang terindikasi menjajakan beras premium oplosan. Dari perhitungannya, negara mengalami kerugian mencapai Rp99 triliun per tahun.

Sementara itu, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dit Tipideksus) Bareskrim Polri menaikkan kasus beras oplosan ke tahap penyidikan. Ditemukan unsur pidana dalam perkara yang merugikan masyarakat tersebut.

Dir Tipideksus Bareskrim Polri sekaligus Ketua Satgas Pangan Polri Brigjen Helfi Assegaf mengatakan, peningkatan status tersebut usai gelar perkara dari seluruh rangkaian penyelidikan yang dilakukan terkait perkara beras oplosan.

Dalam kasus ini, Helfi menyebut Satgas Pangan Polri juga telah melakukan pengambilan sampel beras premium dan medium dari pasar tradisional maupun pasar modern.

Hasil itu, kata dia, diuji di Laboratorium Balai Besar Pengujian Standar Konsumen Pasca Panen Pertanian. Berdasarkan hasil pengujian itu, Helfi menyebut terdapat lima merek beras premium yang tidak memenuhi standar mutu.

"Lima merek sampel beras premium yaitu Sania, Sentra Ramos Biru, Sentra Ramos Merah, Sentra Pulen, dan Jelita," ujar Helfi, Kamis (24/7/2025).

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement