sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kekerasan hingga Pelecehan, Penghambat Perempuan Berkembang di Dunia Kerja

Economics editor Rina Anggraeni
20/01/2022 07:10 WIB
Menaker Ida menyebut masih banyak hambatan dihadapi perempuan untuk mampu berdaya di dunia kerja.
Pekerja perempuan sulit berkembang karena rentan dilecehkan (Ilustrasi)
Pekerja perempuan sulit berkembang karena rentan dilecehkan (Ilustrasi)

IDXChannel - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyebut masih banyak hambatan dihadapi perempuan untuk mampu berdaya di dunia kerja. Mulai dari beban ganda yang dihadapi perempuan hingga kekerasan dan pelecehan di tempat kerja. 

"Adanya perilaku ini menyebabkan perempuan seringkali diremehkan di tempat kerja, dianggap sebagai penghambat dan memiliki produktivitas lebih rendah. Hal ini kontraproduktif dengan tujuan kita semua, untuk terus meningkatkan pemberdayaan perempuan di dunia kerja agar bisa memberikan dampak positif pada perekonomian dari level individu, keluarga hingga negara," kata Ida Fauziyah di Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Data ketenagakerjaan, dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang mencapai 140 juta orang, hanya sekitar 40 persennya adalah perempuan. Menaker menilai hal tersebut disebabkan angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan masih berada jauh di bawah laki-laki. Yakni, TPAK laki-laki sebesar 82,27 persen dan perempuan hanya sebesar 53,34 persen. 

"Selain hanya menunjukkan peningkatan kecil dalam beberapa tahun terakhir, angka TPAK Perempuan kita juga masih di bawah beberapa negara pesaing terdekat kita seperti Vietnam dan Thailand," ujarnya.

Menaker menambahkan, data ketimpangan bagi perempuan juga sudah terlihat dalam aspek pendidikan yang menjadi modal dasar untuk berdaya di dunia kerja. Persentase angkatan kerja perempuan yang berpendidikan rendah (SMP ke bawah), lebih besar dibandingkan laki-laki. Sedangkan untuk angkatan kerja dengan tingkat pendidikan menengah (SMA dan SMK), persentase perempuan justru lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement