"Kita buka dari mana saja, tapi saat ini penyedia skytrain sendiri ada dari China, Jerman, dan Belarusia. Kita membuka teknologi dari negara manapun, kalau saya yang penting ada investasi tidak terlalu mahal," kata Menhub di Jakarta (10/5/2025).
Selain itu, proyek tersebut akan dikerjasamakan dengan para pengembang properti di sekitar jalur lintasan skytrain. Terutama untuk pembangunan stasiun, maupun bantuan pembiayaan pada saat proses konstruksi.
Menurut Menhub, alasan dibalik pembangunan skytrain ini menimbang sebaran populasi yang sudah memadati area Jabodetabek. Kawasan padat penduduk inilah yang dinilai paling cocok untuk dibangun skytrain. Sebab, tidak perlu biaya mahal untuk pembebasan lahan.
"Skytrain sepertinya lebih mudah masuk ke kawasan-kawasan permukiman, jadi harapan kami dengan 2 ini, karena kepadatan yang tinggi memang salah satu yang menjadi tantangan adalah pembebasan lahan," kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)