Misalnya, setiap tahunya APBN didesain untuk memastikan bahwa belanja di sektor pendidikan sebesar 20 persen bisa diimplementasikan seluruhnya.
"Lalu, Kesehatan malah kita perkuat, kemarin malam di atas 5 persen untuk APBN 2024-nya, lalu juga Perlinsos (perlindungan sosial) itu tetap kuat dan bahkan kita terus perkuat lagi," beber dia.
Tak hanya itu, APBN juga digunakan untuk mendorong masifnya investasi dan menjaga daya beli masyarakat. Hal ini terbukti pasca pandemi Covid-19, di mana perekonomian Indonesia menjadi salah satu negara yang relatif stabil dan pulih lebih cepat.
Hal tersebut lantaran adanya kekuatan konsumsi dan investasi di dalam negeri yang didorong oleh kebijakan pemerintah melalui APBN.
"APBN juga didorong untuk mendorong pertumbuhan investasi, business tetap kita lakukan, saat itu semua kita lakukan, kita tetap siapkan APBN itu fleksibel, sehingga ini saat saat yang fleksibilitas dari APBN itu bisa kita gunakan dengan maksimum, ini sudah kita lakukan dari 2020, 2021, apalagi 2022," tutur Febrio.
(SLF)