sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kemenkeu: APBN 2023 Cukup Kuat Hadapi Guncangan

Economics editor Suparjo Ramalan
24/10/2023 15:36 WIB
Kemenkeu memastikan kemampuan fiskal atau APBN tahun 2023 mampu menghadapi gejolak, terutama kenaikan harga sejumlah komoditas di Tanah Air.
Kemenkeu: APBN 2023 Cukup Kuat Hadapi Guncangan. (Foto: MNC Media)
Kemenkeu: APBN 2023 Cukup Kuat Hadapi Guncangan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan kemampuan fiskal atau Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 mampu menghadapi gejolak, terutama kenaikan harga sejumlah komoditas di Tanah Air.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu mengatakan, APBN sebagai shock absorber didesain pemerintah sedemikian rupa.

Sehingga, aplikasinya tidak hanya digunakan untuk belanja wajib baik di sektor pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial saja. Namun, disiapkan juga untuk menghadapi berbagai kemungkinan lain yang akan terjadi. 

"Jadi kalau kita bilang APBN itu sebagai peredam atau shock absorber  itu memang kita desain setiap tahun, sehingga kita harapkan gejolak terjadi APBN tetap siap," ucap Febrio saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Dalam APBN memang terdapat mandatory spending atau belanja yang sudah diatur oleh Undang-undang (UU). Tujuannya adalah untuk mengurangi masalah ketimpangan sosial dan ekonomi.

Misalnya, setiap tahunya APBN didesain untuk memastikan bahwa belanja di sektor pendidikan sebesar 20 persen bisa diimplementasikan seluruhnya. 

"Lalu, Kesehatan malah kita perkuat, kemarin malam di atas 5 persen untuk APBN 2024-nya,  lalu juga Perlinsos (perlindungan sosial) itu tetap kuat dan bahkan kita terus perkuat lagi," beber dia.

Tak hanya itu, APBN juga digunakan untuk mendorong masifnya investasi dan menjaga daya beli masyarakat. Hal ini terbukti pasca pandemi Covid-19, di mana perekonomian Indonesia menjadi salah satu negara yang relatif stabil dan pulih lebih cepat. 

Hal tersebut lantaran adanya kekuatan konsumsi dan investasi di dalam negeri yang didorong oleh kebijakan pemerintah melalui APBN.

"APBN juga didorong untuk mendorong pertumbuhan investasi, business tetap kita lakukan, saat itu semua kita lakukan, kita tetap siapkan APBN  itu fleksibel, sehingga ini saat saat yang fleksibilitas dari APBN itu bisa kita gunakan dengan maksimum, ini sudah kita lakukan dari 2020, 2021, apalagi 2022," tutur Febrio. 

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement