Dia menjelaskan, seiring dengan meningkatnya produktivitas komoditas holtikultura tersebut, nantinya otomatis membentuk harga jual dipasar. Harapannya, harga yang terbentuk tidak melonjak tinggi menjelang bulan puasa dan lebaran, sebab bulan itu masuk waktu panen.
"Pastilah (harganya turun kalau musim panen), suplai demand seperti itu, kalau suplai banyak dan harganya bisa turun," pungkas Prihasto.
Prihasto memaparkan secara nasional data dari BPS (Badan Pusat Statistik) luas panen dan produksi bawang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Meski demikian tidak bisa dipungkiri peningkatan produksi itu juga dibarengi dengan peningkatan kebutuhan pasar akibat pertambahan populasi.
Misalnya pada tahun 2018, luas panennya sebesar 156.779 ha dengan produksi 1,50 juta ton, 2019 seluas 159.195 ha dengan produksi 1,58 juta ton, 2020 seluas 186.900 ha dengan produksi 1,82 juta ton, 2021 seluas 194.575 ha dengan produksi 2,0 juta ton dan 2022 seluas 185.051 dengan produksi 1,99 juta ton.
(FRI)