“Dengan efisiensi, kami bisa bertahan di tengah dinamika global yang unpredictable dan mempersembahkan laba bersih Rp29,3 triliun di tahun 2021” ujar Heppy Wulansari, Pj. Vice President Corporate Communication Pertamina (21/6/22).
Dari sektor hulu yang menerima windfall profit dari tingginya harga Indonesia Crude Price (ICP), Pertamina mampu mengoptimalkan biaya produksi dan layanan melalui serangkaian terobosan mulai dari budget tolerance profile, optimasi intervensi sumur, hingga penghematan konsumsi chemical dan penggunaan bahan bakar. Jumlah penghematan dari sektor ini pun mencapai Rp6,2 triliun atau lebih tinggi 10 persen dari target Rp5,6 triliun.
Lebih lanjut Heppy menuturkan, pada proses pengadaan minyak mentah dan produk, Pertamina menerapkan optimasi biaya pengadaan Medium Crude melalui aktivitas blending Heavy & Light Crude, Renegosiasi alpha, advance procurement, pembelian distress cargo, co-load delivery, dan extensive delivery date range, dan optimasi portofolio impor LPG (Multisource, Direct Sourcing dan Trading Swap). Perusahaan itu pun mampu menekan biaya hingga Rp2,8 triliun.