Menurut Untari, bekerja paling mudah itu menggunakan keterampilan tangan di usaha rokok. Itu sebabnya industri rokok memiliki kemanfaatan sangat besar karena padat karya, terutama sigaret keretek tangan (SKT) yang mempekerjakan ribuan perempuan. Bila cukainya dinaikkan, harga produk ikut naik. Dampaknya, beban perusahaan jadi tinggi, kesejahteraan pekerja pun menjadi berkurang.
"Ini saya betul-betul menghargai para pekerja SKT, mereka di Jatim besar mengurangi beban pengangguran," kata dia.
Sementara itu Ketua Umum Akrindo Sriyadi Purnomo menyatakan, kenaikan cukai rokok bakal menggerus peretail, yang berakibat turunnya omzet pendapatan. Menurut Sriyadi, cukai 2023 seharusnya tidak naik khususnya SKT, jika hal itu dilakukan ia khawatir akan terjadi PHK. Jika pun terpaksa cukai naik itu sesuai inflasi.
"Seharusnya cukai tahun ini tidak naik. Kalaupun naik maksimal tiga persen," tegas Sriyadi yang juga Ketua Mitra Produksi Sigaret Indonesia (MPSI).
Sriyadi mengungkapkan dalam kongres Akrindo mengeluarkan rekomendasi tarif cukai padat karya tidak naik. Selain itu, kenaikan tarif cukai semua golongan tidak terlalu besar dan menolak revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 yang mengatur pertembakauan.
"Tuntutan ini sudah kami sampaikan ke Presiden Joko Widodo. Kebijakan kenaikan cukai jangan sampai menambah kemiskinan," ujarnya.
(FRI)