Ketua Panitia Seminar Nasional Dirgahayu Maharestu mengungkapkan, logam berat timbal memiliki efek buruk bukan hanya pada manusia, tetapi juga lingkungan seperti air, tanah, dan udara.
"Jadi, seminar ini penting untuk mendorong penggunaan produk nontimbal sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono menyambut baik kampanye yang diinisiasi PT Timah Industri bersama ASEAN Vinyl Council (AVC) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
"Semoga mendapat hasil yang baik untuk keberlanjutan lingkungan dengan mengadaptasi nontimbal pada industri yang menghasilkan produk bagi masyarakat," ujarnya.
Sebagai informasi saja, penggunaan timbal di Indonesia kerap ditemui di beberapa produk dan industri, seperti aki, car besi, serta cat dinding. Bahkan, produk pipa berbahan PVC yang punya campuran timbal berpotensi lepas ke dalam air.
(RNA)