IDXChannel - Singapura memperingatkan pertumbuhan ekonomi dapat melambat ke level terendah tahun depan. Hal tersebut disebebakan adanya kelemahan di pasar ekspor utama termasuk Amerika Serikat, Eropa dan China, karena kenaikan suku bunga dan perang Ukraina menyebabkan angin sakal.
Kinerja ekonomi negara-kota sering dilihat sebagai barometer yang berguna dari lingkungan global karena ketergantungannya pada perdagangan dengan seluruh dunia.
Dilansir melalui AFP, Kamis (26/1/2023), Kementerian perdagangan mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan akan mencapai 3,5 persen tahun ini di dalam perkiraannya untuk 3-4 persen tetapi kemudian turun tajam pada 2023 menjadi hanya 0,5-2,5 persen karena permintaan global yang lebih lemah mengimbangi pemulihan yang kuat dalam perjalanan udara setelah pandemi.
Para pejabat memperingatkan bahwa "ketidakpastian yang signifikan dan risiko penurunan dalam ekonomi global tetap ada" termasuk perang di Ukraina dan langkah bank sentral untuk melawan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade dengan beberapa kenaikan suku bunga.
"Prospek permintaan eksternal Singapura telah melunak lebih lanjut karena prospek yang lebih lemah untuk ekonomi zona euro di tengah krisis energi, serta untuk China karena terus bergulat dengan wabah COVID-19 yang berulang dan penurunan pasar properti," kata kementerian itu.