Dari 96 merek FMCG multinasional, 60 merek atau 62% mengalami penurunan menjadi 240.000 transaksi. Sementara itu, 36 brand lain mengalami kenaikan hingga 38% dari sisi jumlah transaksi. Pada kategori kecantikan, jumlah transaksi meningkat 7% dibandingkan sebelum boikot 159.000 transaksi.
Data ini menunjukkan bahwa berbeda dengan kategori produk lain yang disebutkan di atas, boikot yang terjadi di Indonesia idak berdampak signifikan terhadap kategori perawatan kecantikan.
Selain itu, Roy Munday, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), mengatakan penjualan berbagai merek yang dituduh memiliki hubungan dengan Israel mengalami penurunan hingga 40-45%.
“Perdagangan produk turun 40-45%, yang merupakan rata-rata produk yang diklasifikasikan sebagai “afiliasi” (Israel). 40-45% dampaknya, tapi kita berusaha menghindarinya agar situasi ini tidak berlanjut,'' kata Roy dalam podcast Reject Poor, (Senin 4 Desember 2023). (SNP)