Market Watch
Last updated : 15:15 WIB 21/03/2023

Data is a realtime snapshot, delayed at least 10 minutes

Major Indexes
  • IHSG
  • 6,691.61
  • +79.12
  • +1.2%
  • LQ45
  • 929.99
  • +14.42
  • +1.58%
  • IDX30
  • 485.28
  • +7.75
  • +1.62%
  • JII
  • 560.74
  • +5.66
  • +1.02%
  • HSI
  • 20,049.64
  • +458.21
  • +2.34%
  • NYSE
  • 14,741.08
  • -244.87
  • -1.63%
  • STI
  • 3,219.28
  • -1.70
  • -0.05%
Currencies
  • USD-IDR
  • 15,339
  • 0.00%
  • 0
  • HKD-IDR
  • 1,953
  • 0.00%
  • 0
Commodities
  • Emas
  • 970,835
  • -0.52%
  • -5,050
  • Minyak
  • 1,047,040
  • +0.92%
  • +9,510

Kisah Gojek, Taklukkan Pagebluk hingga Tebar Saham Gratis ke Mitra

Economics
Aldo Fernando - Riset
03/10/2022 14:07 WIB
Menyimak peran Gojek dalam mendukung pemulihan ekonomi RI pasca-hantaman pandemi Covid 2020.
Kisah Gojek, Taklukkan Pagebluk hingga Tebar Saham Gratis ke Mitra. (Foto: Gojek.com)
Kisah Gojek, Taklukkan Pagebluk hingga Tebar Saham Gratis ke Mitra. (Foto: Gojek.com)

IDXChannelPandemi Covid-19 sejak Maret 2020 membawa banyak kisah tak menggembirakan. Namun, di balik itu, seperti kata pepatah, selalu ada cahaya di ujung terowongan.

Kala pagebluk menghantam dunia, sendi-sendi ekonomi global sontak lumpuh imbas dari pengetatan mobilitas untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Indonesia pun tak imun terhadap serangan tersebut. Mengganasnya penyebaran virus Covid-19 bahkan sempat membuat kasus harian menyentuh rekor 64.700-an kasus pada Februari tahun ini.

Dampak paling kentara, di tahun pertama pandemi, yakni di 2020, ekonomi RI terkontraksi 2,07 persen. Dari pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga anjlok 5,09 persen pada tahun tersebut.

Sektor transportasi dan pergudangan terkena pukulan paling keras dibandingkan yang lainnya. Akibat mobilitas masyarakat terganggu, pertumbuhan ekonomi di sektor ini minus signifikan sebesar 15,05 persen pada 2020. Padahal, pada 2019, sektor tersebut masih tumbuh 6,38 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sumber: BPS

Dampak besar lainnya tentu saja mudah ditebak: banyak orang terdampak dan bahkan kehilangan pekerjaan.

Dalam estimasi Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, pada 24 November 2020, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi Covid-19.

Sementara, menurut survei Kementerian Ketenagakerjaan pada Desember 2021, terdapat 72.983 pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Covid-19. Data tersebut juga menunjukkan, sebanyak 4.156 perusahaan telah melakukan PHK terhadap pekerjanya.

Kisah Pagebluk dan Peruntungan di Ojol

Arif, mantan pekerja pembersih taman di sebuah kompleks perkantoran di Jakarta Barat, menjadi salah satu bagian dari gelombang PHK akibat Covid-19 tersebut.

“Ya, kantor saya sudah tak mampu menggaji saya. Makanya, kami 8 orang kena PHK,” tutur Arif kepada Okezone pada 7 Juni 2020.

“Padahal,” lanjut Arif, “gaji saya di bawah UMR [upah minimum regional]. Tapi, mereka tetap saja tak bisa menggaji saya, alasannya karena corona.”

Untung saja, kata Arif, dia sebelumnya sudah bekerja sampingan sebagai pengemudi ojek online (ojol) sehingga masih bisa menafkahi keluarganya.

“Makanya, ojek online menyelamatkan saya. Jadi walaupun kena PHK, saya masih bisa cari nafkah buat anak istri,” tutup Arif.

Kisah Arif di atas adalah sekelumit di antara berlaksa-laksa ceritera orang-orang yang terkena PHK lalu banting setir menjadi mitra ojol dan mitra pedagang aplikasi pesan antar makanan online.

Untuk yang disebut terakhir, hasil penelitian oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan, karyawan swasta dan ibu rumah tangga berusaha mencari penghasilan alternatif selama pagebluk dengan bergabung ke GoFood.

“Selama pandemi hampir setengah mitra baru yang bergabung GoFood adalah Pekerja Swasta (24%) dan Ibu Rumah Tangga (22%),” jelas penelitian LD FEB UI yang berjudul Peran Ekosistem Gojek di Ekonomi Indonesia Saat Pandemi COVID-19 tersebut.

GoFood adalah lini usaha platform on-demand Gojek di bidang jasa antar makanan daring. Sementara, Gojek sendiri saat ini berada di bawah panji PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) atawa Grup GoTo.

Grup GoTo resmi terbentuk pada 17 Mei 2021, yang merupakan sebuah kombinasi bisnis antara Gojek dan perusahaan e-commerce Tokopedia. Sebagaimana diketahui, kedua perusahaan tersebut adalah raksasa di bidangnya saat ini.

Khusus Gojek, menurut lembar fakta perusahaan per semester I 2022, perusahaan yang didirikan pada 2010 tersebut saat ini beroperasi di 3 negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, dan Vietnam.

Secara total, Gojek kini bekerja sama dengan lebih dari 2,6 juta mitra driver dan lebih dari 1 juta merchant GoFood.

Di atas, tampak bahwa profesi ojol menjadi semacam oase atawa sumber penghasilan alternatif kala pandemi menghantam perekonomian masyarakat.

Lantas, bagaimana sebenarnya peran Gojek dalam membantu pemulihan akibat pagebluk?

Peran Gojek dalam pemulihan ekonomi

Apabila memperluas gambaran ke level makro, riset menunjukkan, Gojek turut berperan dalam mendukung pemulihan ekonomi RI pasca-hantaman pandemi Covid 2020.

Dalam penelitian berjudul Kontribusi Ekosistem Gojek dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Selama Pandemi 2020-2021, LD FEB UI menarik kesimpulan, pada 2021 kontribusi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial (di luar Tokopedia) diperkirakan meningkat 60%, menjadi 1,6% dari PDB Indonesia atau sekitar Rp 249 triliun. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sumber: LD FEB UI

Kontribusi tersebut lebih tinggi tinimbang dengan periode 2019-2020 (sebesar 1% dari PDB Indonesia).

Halaman : 1 2 3 4
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis IDX Channel tidak terlibat dalam materi konten ini.