sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Trader Nikel Kena Tipu Rp8,73 Triliun setelah Terima Kontainer Bodong

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
10/02/2023 16:19 WIB
Pihak Trafigura tengah melakukan proses hukum terkait kasus penipuan ini.
Kisah Trader Nikel Kena Tipu Rp8,73 Triliun setelah Terima Kontainer Bodong. (Foto: MNC Media)
Kisah Trader Nikel Kena Tipu Rp8,73 Triliun setelah Terima Kontainer Bodong. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan trader komoditas Trafigura tengah menghadapi kerugian sebesar USD577 juta atau setara Rp 8,73 triliun (kurs Rp15.136 per dolar AS).

Kerugian ini disebabkan karena perusahaan tersebut mengaku mengalami penipuan sistemik dari transaksi pembelian dan pengiriman nikel, komoditas yang baru-baru ini cukup populer.

Mengutip Bloomberg, raksasa perdagangan komoditas ini menemukan beberapa kargo yang dibelinya tidak mengandung nikel.

Merespons hal ini, Trafigura telah meluncurkan tindakan hukum terhadap pengusaha India Prateek Gupta dan perusahaan terkait yang diduga terlibat atas skandal fraud ini.

Dilaporkan, Trafigura menghabiskan dua bulan untuk mengungkap skema penipuan ini. Nikel, logam mahal yang diperjual-belikan dengan volume besar, bisa bernilai sekitar USD500 ribu per kontainer.

“Trafigura baru-baru ini menemukan penipuan sistematis yang dilakukan oleh sekelompok perusahaan yang terkait dan tampaknya dikendalikan oleh Prateek Gupta, termasuk TMT Metals dan perusahaan yang dimiliki oleh UD Trading Group. Trafigura telah memulai proses hukum terhadap Tuan Gupta dan perusahaan yang terlibat,” ujar pernyataan resmi perusahaan, Kamis (9/2).

Dalam pernyataan itu, Trafigura menambahkan, sejak akhir Desember 2022, sebagian kecil peti kemas yang dibeli dari perusahaan-perusahaan ini telah diperiksa saat mencapai tujuan, dan ternyata tidak mengandung nikel.

Sebagian besar kiriman tetap transit menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Meskipun demikian, Grup mencatat biaya sebesar USD577 juta pada paruh pertama tahun 2023 untuk Trafigura Group Pte Ltd., yang diperkirakan merupakan eksposur kerugian maksimum terkait penipuan ini.

Laba bersih Grup pada paruh pertama tahun buku 2023 diharapkan melebihi laba bersih semester pertama 2022, terlepas dari penurunan ini.

Antara Trafigura, Prateek Gupta, TMT Metals dan UD Trading Group telah menjalin hubungan perdagangan setidaknya sejak 2015. Namun, Trafigura mulai meninjau hubungan tersebut tahun lalu.

Saat dihubungi oleh Bloomberg, kantor UD Trading di Dubai tidak memberikan komentar, dan panggilannya ke kantor TMT Metals di London juga tidak dijawab.

Menurut Bloomberg, Trafigura menyatakan bahwa tidak ada orang yang secara internal terlibat dalam penipuan tersebut. Trafigura juga menyatakan tetap berkomitmen untuk membangun kehadirannya di pasar logam baterai yang berkembang pesat.

Siapa Trafigura

Trafigura Group Pte. Ltd. adalah perusahaan perdagangan komoditas multinasional Perancis yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 yang memperdagangkan logam dasar dan energi.

Trafigura menjadi perusahaan trader logam swasta terbesar di dunia dan pedagang minyak bumi terbesar kedua yang telah membangun atau membeli saham jalur pipa, tambang, peleburan, pelabuhan, dan terminal penyimpanan.

Perusahaan ini beroperasi melalui jaringan kompleks lebih dari 100 anak perusahaan di seluruh dunia, dengan kantor operasi utama di Jenewa, Swiss dan Singapura.

Mengutip website Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Trafigura juga memiliki kantor di Jakarta, tepatnya di Equity Tower, SCBD, Jakarta Selatan.

Trafigura didirikan oleh Claude Dauphin dan Eric de Turckheim pada 1993.

Trafigura juga sempat terlibat dalam beberapa skandal, khususnya pembuangan limbah beracun Pantai Gading pada 2006.

Skandal ini menyebabkan 100.000 orang menderita ruam kulit, sakit kepala, dan masalah pernapasan. Perusahaan itu juga terlibat dalam Skandal Oil for Food di Irak.

‘Seksinya’ Komoditas Nikel

Adapun nikel memang menjadi komoditas yang tengah memperoleh sorotan di pasar internasional.

Mengutip Statista, perusahaan pertambangan Rusia Norilsk Nickel, juga dikenal sebagai Nornickel, adalah produsen nikel terbesar di dunia pada kuartal pertama (Q1) 2022 dengan produksi 51.374 metrik ton. Jumlah ini bahkan lebih besar Q1 2021 dengan produksi 45.558 metrik ton.

Nornickel telah lama menjadi produsen nikel terbesar di dunia. Sementara itu, Vale Indonesia juga masuk ke dalam jajaran produsen nikel terbesar RI. (Lihat grafik di bawah ini.)

Menurut Fortune Business Insights™ dalam laporan berjudul Nickel Market, 2021-2028, market share nikel diprediksi mencapai USD59,14 miliar pada tahun 2028 dengan CAGR sebesar 7,3%.

Pertumbuhan industri kendaraan listrik baru-baru ini semakin mendongkrak popularitas nikel. Bahkan, Indonesia telah menetapkan kebijakan untuk melarang ekspor nikel dalam beberapa tahun ke depan.

Pantas saja kabar penipuan yang menimpa Trafigura ini tak hanya mengguncang secara keuangan, tetapi juga pasar nikel secara keseluruhan. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement