sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Konsumsi Makanan Olahan Meningkat, Ekspor Olahan Daging Capai USD3,5 Juta

Economics editor Nia Deviyana
20/01/2024 07:00 WIB
Industri pengolahan daging saat ini berjumlah 64 perusahaan dengan nilai investasi Rp3,45 triliun dan tenaga kerja sebanyak 25.839 orang.
Konsumsi Makanan Olahan Meningkat, Ekspor Olahan Daging Capai USD3,5 Juta. Foto: MNC Media.
Konsumsi Makanan Olahan Meningkat, Ekspor Olahan Daging Capai USD3,5 Juta. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan potensi industri pengolahan daging, salah satunya melalui penyusunan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan menjaga keberlangsungan industri tersebut.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, berdasarkan data perusahaan pemasaran intelijen yang berbasis di London, Mintel, pertumbuhan industri pengolahan daging di Indonesia tergolong sangat cepat, bahkan paling cepat secara global. 

Industri pengolahan daging saat ini berjumlah 64 perusahaan dengan nilai investasi Rp3,45 triliun dan tenaga kerja sebanyak 25.839 orang.

Kinerja ekspor produk olahan daging (HS 1601 dan 1602) pada 2023 mengalami peningkatan signifikan, mencapai 80% bila dibandingkan pada 2019. Nilai ekspor di 2023 mencapai USD3,5 juta, meningkat dari capaian tahun 2019 sebesar USD2,8 juta. 

"Nilai ekspor tersebut memang masih kecil bila dibandingkan negara produsen olahan daging utama di dunia, namun menunjukkan bahwa potensi ekspor produk olahan daging cukung tinggi dan mengalami pertumbuhan yang signifikan," ujar Putu melalui keterangan tertulis, Jumat (19/1/2024).

Dia menambahkan, kinerja industri pengolahan daging salah satunya dipengaruhi oleh perubahan pola hidup sebagian masyarakat perkotaan yang dituntut lebih cepat dan instan. Hal ini mendorong peningkatan konsumsi makanan olahan termasuk produk olahan daging. 

"Pertumbuhan angka konsumsi daging sapi dan unggas di tahun 2023, mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 8,20% dan 12,03% jika dibandingkan dari tahun 2019. Pertumbuhan konsumsi daging sapi di Indonesia di negara ASEAN berada pada posisi ketiga setelah Vietnam dan Malaysia, sedangkan untuk pertumbuhan daging unggas, Indonesia berada pada posisi ketiga setelah Vietnam dan Filipina," jelasnya.

Industri pengolahan daging merupakan salah satu industri yang dapat bertahan menghadapi tantangan global dan tetap mengalami pertumbuhan yang positif. Menurut Putu, tantangan ke depan akan semakin dinamis. 

"Perubahan yang cepat menuntut industri untuk terus berinovasi dan beradaptasi, agar tidak hanya bisa eksis namun juga berkembang menjadi lebih baik sesuai tuntutan jaman," ujarnya.

Ke depan, industri makanan minuman termasuk pengolahan daging akan dihadapkan pada tantangan dunia yang semakin kompleks, seperti kondisi geopolitik karena perang antara Rusia-Ukraina dan Israel- Palestina, penurunan pasokan pangan dan energi di pasar global, inflasi tinggi di beberapa negara maju, peningkatan tingkat bunga, hingga penurunan nilai tukar rupiah. 

"Namun demikian, saya yakin kita dapat membalik tantangan-tantangan ini menjadi peluang," harap Putu.

Berbagai peluang inovasi yang bisa dioptimalkan terdapat di setiap rangkaian proses bisnis industri pengolahan daging, seperti optimalisasi layout dan alur proses produksi yang lebih efektif dan efisien, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi digital untuk merancang ulang proses tradisional.

Selain itu, manajemen persediaan stok di gudang, digitalisasi sistem monitoring energi, sistem operasi permesinan, dan lain sebagainya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement